Kapita Selekta
kapita selekta kedokteran
Kamis, 26 Juli 2012
Nodul Pita Suara (SINGER'S NODE)
Laringitis Kronik
Minggu, 13 Februari 2011
Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi diluar endo metrium kavum uteri.
Etilogi
- Faktor tuba, yaitu salpingitis, perlekatan tuba, kelainan kongenital tuba, pembedahan sebelumya, endometriosis, tumor yang mengubah bentuk tuba, dan kehamilan ektopik sebelumnya
- Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom dan malformasi
- Faktor ovarium, yaitu migrasi luar ovum (perjalanan dari ovarium kana ke tuba kiri atau sebaliknya), Pembesaran ovarium, dan unextruded ovum
- Penggunaan hormon eksogen (estrogen) seperti paa kontrasepsi oral
- Faktor lain, antara lan aborsi tuba dan pemakaian IUD
Kehamilan ektopik dapat berupaKehamilan interuterin dapat terjadi bersamaan dengan kehamilan ektopik. disebut combined ectoic pregnancy bila terjadi bersamaan den compound ectopic pregnency jika kehamilan ektopik terjadi lebih dahulu dengan janin sudah mati dan menjadi litopedion.
hasil konsepsi berindikasi kolumnar atau inter kolumnar dan biasanya akan terganggu pada kehamilan 6-10 minggu, berupa
- Hasil konsepsi mati dan diresorpsi
- Abortus ke dalam lumen tuba.
- Ruptur dinding tuba
- Uterus menjadi besar dan lembek, endometrium dapat berubah menjadi desidua karena pengaruh estrogen dan progresteron dari korpus luteum gravidiatis dan trofoblas. pada endometrium juga dapat ditemukan venomena aias-stella
Manifestasi klinis
- Amenore
- Gejala kehamilan muda
- Nyeri perut bagian bawah. pada ruptur tuba, nyeri terjadi tiba-tiba dan hebat, menyebabkan penderita pingsan sampai syok. pada abotus tuba, nyeri mula-mula pada satu sisi, menjalar ke tempat lain. Bila darah sampai ke diafragma bisa menyebabkan nyeri bahu. dan bila terjadi hematokel retrouterina terdapat nyei defeksi.
- Perdarahan pervaginam berwarna cokelat tua
- Pada pemeriksan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakan, nyeri pada perabaan, dan kavum douglasi menonjol kaena ada bekuan darah
- Pemeriksaan laboratorium: kadar hemoglobin, leukosit, tes kehamilan bila baru terganggu.
- Dilatasi kuretase
- kuldosentesis, yaitu suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah didalam kavum douglasi terdapat darah. Teknik kuldosintesis:
- Baringkan pasien dalam posisi litotomi
- Bersihkan vulva dan vagina dengan antiseptik.
- Pasang spekulum dan jepit bibir belakang posio dengan cunam serviks. lakukan traksi kedepan sehingga forniks posterior tampak.
- Suntikan jarum spinal no. 18 ke kavum douglasi dan lakukan pengisapan dengan semprit 10ml.
- Bila pada pengisapan keluar darah, perhatikan apakah darahnya berewarna cokelat sampai hitam yang tidak membeku atau berupa bekuan kecil yang merupakan tanda hematokel retrouterine
- Ultrasonografi berguna pada 5-10% kasus bila ditemukan kantong gestasi diluar uterus
- laparoskopi atau laparatomi sebagai pendekatan diagnosis akhir
Penegakkan diagnosis pada kehamilan ektopik belum terganggu sulit, sehingga memerlukan penunjang untuk mendiagnosis, yaiutu USG. Laparskopi, atau kuldoskopi.
Penegakan diagnosis pada kehamilan ektopik tergangu bisa didapatkan dari
- Anamesis: amenore dan kadang terdapat tanda hamil muda, nyeri peut bagian bawah. nyeri bahu, tenesmus, dan perdarahan pervaginam setelah nyeri perut bagian bawah.
- Pemeriksaan Umum: penderita tampakkesakitan dan pucat, pada perdarahan dalam rongga peut dapat ditemukan tanda-tanda syok.
- Pemeriksaan genikologi: Ditemukan tanda-tanda kehamilan muda rasa nyeri pada pergerakan serviks, uterus dapat terraba agak membesar dan kadang teraba tumer disamping uterus dangen batas yang sukar ditentukan, kavum douglasi menonjol, berisi darah, dan nyeri bila diraba.
- Pemeriksaan laboratorium: Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat
Infeksi pelvik, abortus iminens atau insipiens, kista ovarium, ruptur korpus luteum, kista folikel, dan apendistis
Penata laksanaan
Pasien dirujuk ke rumah sakit, Di rumah sakit dilakukan:
- Laparotomi
- Salpingektomi/salpingostomi/reanastomosis tuba.
- Kemoterapi dengan metotreksat 1mg/kg intravena dan vaktor sitrovorum 0,1 mg/kg intramaskular berselang-seling selama 8 hari bila kehamilan di pars amapularis tuba belum pecah, diameter kantong gestasi kurang atau sama dengan 4 cm, perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100ml, dan tanda vital baik
Dengan diagnosis dini dan darah yang cukup,kematian karena keamilan ektopik cenderung turun. Sebagian wanita menjadi steril setelah mengalami kehamlan ektopik, atau mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba sisi lain. agka kehamilan ektopik berulang dilaporkan 0-14,6%
Minggu, 09 Januari 2011
Kontrasepsi Alamiah Metode Suhu Basal Tubuh
Cara Kerja
Hormon progresteron yang disekresi korpus luteum setelah ovulasi bersifat termogenik atau memproduksi panas, Ia dapat menaikan suhu tubuh 0,05 derajat celcius s/d 0,2 derajat celcius dan mempertahankannya pada tingkat ini sampai saat haid berikutnya. Peningkatan suhu tubuh ini disebut sebagai peningkatan termal, dan ini merupakan dasar dari metode Suhu Tubuh Basal (STB). Siklus ovulasi dapat dikenali dari catatan suhu tubuh
Catatan:
STB diukur dan dicatat setiap pagi selama terdapat lendir serviks pada saat yang sesuai sepanjang hari dan dicatat setiap malam.
Instruksi Khusus
Klien harus melakukan pengukuran yang akurat dengan termometer khusus agar dapat mendeteksi peningktan suhu yang kecil sekalipun. karena suhu tubuh bereaksi terhadap banyak rangsangan, termasuk penyakit, stres, dan gangguan tidur, interpretasi pola suhu tubuh memerlukan penilaian khusus. Klien harus menandai pada catatannya saat merasa tidak enak badan, dalam kondisi yang tidak seperti biasanya, atau stres
Petunjuk Penggunaan
Bila pasngan tidak menghendaki anak, mereka harus pantang melakukan senggama mulai awal siklus haid sampai hari ketiga dan 3 hari berturut-turut dengan suhu diatas garis suhu
Sumber : Kapita Selekta Kedokteran FK UI
Jumat, 07 Januari 2011
Kanker Serviks (Leher Rahim)
Fakta Kanker Serviks
- Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada serviks (Leher rahim)
- Kanker serviks merupakan kanker yang peling sering dijumpai pada perempuan Indonesia. Setiap hari, diperkirakan 20 orang perempuan di Indonesia meninggal dunia karena kanker serviks
- Setiap perempuan beresiko terkena kanker serviks
- Kanker serviks disebabkan oleh Virus Human papilloma (HPV)
- Di Dunia diketahui HPV tipe 16 dan 18 bersama-sama menyebabkan 71% kasus kanker serviks
- Biasanya sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya. Perempuan yang mengalami infeksi presisten (menetap) jarang menunjukan gejala pada stadium awal, dan biasanya berkembang menjadi kanker serviks beberapa tahun kemudian
- Setelah infeksi HPV, tubuh kita tidak selalu dapat membentuk kekebalan, maka kita tidak terlindungi dari infeksi berikutnya
- Pendarahan setelah senggama
- Pendarahan spontan yang terjadi diantara periode menstruasi rutin
- Timbulnya keputihan yang bercampur darah dan berbau
- Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil
- Nyeri ketika berhubungan seksual
- Dapat mendeteksi sel abnormal, lesi pra-kanker dan kanker serviks namun tidak dapat mencegah infeksi HPV
- Kanker serviks yang ditemukan pada stadium dini dan diobati dengan cepat dan tetap dapat disembuhkan, oleh sebab itu lakukan deteksi dini secara berkala.
- Vaksinasi dan deteksi dini bersama-sama dapat mengurangi kejadian kenker serviks secara evektif
- Melalui vaksinasi, diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab utama kanker serviks
- Selain itu. Vaksinasi juga dapat memberikan perlindungan silang terhadap infeksi HPV lainnya penyebab kanker seperti tipe 45, 31 dan 52.
- Setiap perempuan beresiko terkena infeksi HPV penyebab kanker serviks dalam masa hidupnya, tanpa memandang usia dan bagaimana gaya hidupnya.
- Menunda vaksinasi mungkin dapat menunda kesempatan perlindungan jangka panjang yang dapat diberikan oleh vaksin HPV 16 dan 18
Senin, 27 Desember 2010
Mola Hidatidosa
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh vilikorialisnya mengalami perubahan hidrofix
Etilogi
Belum diketahui pasti. Ada yang menyatakan akibat infeksi, defisiensi makanan, dan genetik. Yang paling cocok ialah teori Acosta Sison, yaitu definisi protein. Faktor resiko terdapat pada golongan sosioekonomi rendah, usia dibawah 20 tahun, dan paritas tinggi.
Patogenesis
- Mola hidatidosa berkembang dari trofoblas ekstraembrionik.
- Mola Hidatidosa terbagi menjadi:
- Mola hidatidosa komplet(klasik), jika tidak ditemukan janin.
- Mola Hidatidosa inkomplet(parsial), jika disertai janin atau bagian janin
- Amenore dan tanda-tanda kehamilan.
- Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung berwarna cokelat. Pada keadaan lanjut kadang keluar gelembung mola
- Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
- Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya BJJ sekalipun uterus sudah membesar setinggi pusar atau lebih
- Preeklampsia atau eklampsia yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan sonde uterus (Hanifa)
- Tes acesta sison. Dengan tang abortus, gelembung mota dapat dikeluarkan.
- Peningkatan kadar beta hCG darah atau urin.
- Ultrasonografi menunjukkan gambaran badai salju (snow flake pattern).
- Foto toraks ada gambaran emboli udara
- Pemeriksaan T dan T bila ada gejala tirotoksikosis
Anemia, syok, infeksi, eklampsia, dan tirotoksikosis.
Diagnosis
- Anamnesis: perdarahan pervaginam/gambaran mola, gejala toksemia pada trimester I-II. hiperemesis gravidarium, gejala tiroksikosis, dan gejala emboli paru.
- Pemeriksaan fisik: uterus lebih besar dari usia kehamilan, kista lutein, balotemen negatif, denyut jantung janin negatif
- Pemeriksaan penunjang: pada tes Acosta Sison dapat dikeluarkan jaringan mola, pada ted Hanifa sonde dapat masuk tanpa tahanan dan diputar 360 derajat dengan deviasi sonde kurang dari 10 derajat.
Kehamilan dengan mioma, abortus, hdramnion, dan gemeli.
Penatalaksanaan
- Perbaiki keadaan Umum
- Keluarkan jaringan mola dengan vakum kuretase dilanjutkan dengan kuret tajam. Lakukan kuretase kedua bila tinggi fundus uteruslebih dari 20 minggu sesudah hari ketujuh.
- Untuk memperbaiki kontraksi, sebelumnya berikan uterotonik (20-40 unit oksitosin dalam 250 cc darah atau 50 unit oksitosin dalam 500 ml NaCl 0,9%). Bila tidak dapat dilakukan vakum kuretase, dapat diambil tindakan histerotomi
- Hesteroktomi perlu dipertimbangkan pada wanita yang telah cukup umur dan cukup anak. Batasan yang dipakai ialah umur 35 tahun dengan anak hidup tiga.
- Terapi profilaksis dengan sitostatik metroteksat atau aktinomisin D pada kasus dengan risiko keganasan tinggi seperti umur tua dan paritas tinggi
- Pemeriksaan ginekologi, radiologi, dan kadar beta hCG lanjutan untuk deteksi dini keganasan. Terjadinya proses keganasan bisa berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola, yang paling banyak dalam 6 bulan pertama. Pemeriksaan kadar beta hCG tiap minggu sampai kadar menjadi negatif selama tiga minggu, lalu tiap bulan selama 6 bulan. Pemeriksaan foto toraks tiap bulan sampai kadar beta hCG negatif.
- Kontrasepsi sebaiknya diberikan preparat progresteron selam 2 tahun.
Hampir 20% mola hidatidosa komplet berlanjut menjadi keganasan, sedangkan mola hidatidosa parsial jarang. Mola yang terjadi berulang disertai tirotoksikosis atau kista lutein memiliki kemungkinan menjadi ganas lebih tinggi.
Sabtu, 18 Desember 2010
Akibat KekuranganAA dan DHA
Kekurangan DHA dan AA berkaitan dengan terhambatnya pertumbuhan serabut saraf otak, gangguan pada perilaku dan sikap anak, serta kurang optimalnya perkambangan mata. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi DHA dan AA antara lain
1. Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)
Anak yang hiperaktif, sulit untuk berkonsentrasi, dan senantiasa bergerak.Diantaranya disebabkan oleh ketidakmampuan anak untuk menghasilkan DHA dan AA dalam jumlah yang cukupSuplementasi DHA dan AA terbukti dapat membantu meningkatkan konsentrasi pada anak-anak penderita ADHD
2. Autis
Adalah penyakit yang terjadi karena gangguan pada perkembangan saraf otak ditandai dengan kesulitan untuk berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya, serta cenderung mengulang-ulang suatu tindakan
3. Disleksia
Gangguan pada otak yang menyebabkan anak sulit belajar, menulis, dan berbicara
4. Down Syndrome
Kelainan genetik yang mengakibatkan gangguan pada perkembangan fisik secara umum, termasuk otak.
Selain itu, penelitian pada tikus menunjukan kekurangan asupan AA dan DHA akan menyebabkan pengerutan massa otak dan mengalami gangguan dalam beraktivitas. hal ini tentunya mengindikasikan pentingnya DHa dan AA agar perkembangan otak bayi menjadi optimal.
Cara Untuk mencegah kekurangan DHA dan AA
1. Meningkatkan pemberian ASI ekslusif
2. Menunda pemakaian susu formula sampai berumur 2 tahun
3. Memberikan makanan bayi yang kaya akan DHA dan AA seperti ikan laut, hati, otak
4. Memberikan suplementasi DHA dan AA sedini mungkin
Referensi:
1. Drover J.R, et al, Three randomized controlled trials of early long chain Polynusaturated fatty acid suplemmentation on means-end problem solving 9-months old. Child Development 2009;80(5):137-84
2. Stevens L, et al EFA Supplementation in Children with ADHD. Lipids 2003;38:1007-21
3. Tassoni D, et al The role of eicosanoids in the brain Asia Pac J Clin Nutr 2008;17(SI):220-28
4. Kid P.M, Altern Med Rev 2007;12(3);217-18
5. Ahmad A, et al. Elsevier 2002;26(3);217-18
6. Bashi N.A, Sinclair A. DHA and Brain, Melbourn 2004; 1-32.
Selengkapnya...
Sabtu, 27 November 2010
Sumber DHA dan AA untuk bayi
Sumber utama DHAdan AA yang terbaik untuk bayi adalah ASI. Selain mengandung DHA dan AA,
ASI juga mengandung berbagai nutrisi lain untuk membantu bayi tumbuh dengan optimal. Akan tetapi, saat ini banyak ibu yang berprofesi sebagai pekerja, menyebabkan hambatan dalam pemberian ASI ekslusif yang cukup dan bergizi di masa emas pertumbuhan otak bayi.
Karena itulah, baik ibu dan bayi sama-sama memerlukan asupan DHA tambahan dari makanan seperti susu, minyak ikan laut dingin(sardin, haring, makarel, salmon); daging (otak, hati); dan minyak nabati.
Perlu diketahui DHA dan AA merupakan asam lemak tak jenuh yang sangat rentan terhadap oksidasi oleh panas, cahaya, dan mineral logam. ASI merupakan sumber utama DHA & AA yang terbaik karena bayi meminum ASI tanpa harus melalui proses pemanasan serta paparan cahaya dan udara seperti pada susu formula komersial dengan DHA dan AA
referensi:
Artikel terkait
Apa itu DHA dan AA
Selengkapnya...
Apa itu DHA, EPA, dan AA?
DHA (Asam Dokosaheksaenoat) dan EPA (Asam Eikosapentaenoat) lebih kita kenal dengan Omega 3. Sedangkan AA (Asam Arakhidonat) dikenal juga dengan Omega 6. Baik DHA, EPA dan AA adalah suatu golongan asam lemak esensial tek jenuh yang sangat diperlukan oleh bayi dalam perkembangan otak dan masa emas pertumbuhannya.
Pada saat beru lahir, massa otak bayi hanya 25% dari otak orang dewasa sedangkan pada saat berumur 2 tahun massa otaknya mencapai 75% dari otak orang dewasa. periode 0-2 tahun ini kita kenal dengan "golden period", yaiutu masa emas pertumbuhan otak anak.
Mengapa DHA, EPA, dan AA sangat penting bagi bayi
DHA, EPA, dan AA merupakan bahan utama dalam pembentukan serabut saraf dan prostaglandin yang diperlukan untuk kekebalan tubuh dan pembekuan darah. Beberapa penelitian ilniah menunjukan kombinasi DHA, EPA, dan AA dapat meninkatkan fungsi kognitif dan kemampuan visual pada bayi
penelitian tersebut menyebutkan adanya hubungan antara IQ anak pada saat umurnya mencapai 3 tahun dengan skor "probem solving".
Dengan kata lain, berdasarkan penelitian dia atas, bayi yang menerima suplemen DHA dan AA sedini mungkin cenderung memiliki IQ yang lebih tinggi dari pada bayi yang tidak menerima suplemen DHA dan AA.
referensi:
Artikel terkait
Sumber DHA dan AA
Selengkapnya...
Kamis, 18 November 2010
Abortus (Keguguran)
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram
Penyebab
- kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, bisa menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah:
- Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi X
- Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
- Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau dan alkohol.
- Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun
- Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, animea berat, keracunan, dan toksoplasmosis
- Kelainan traktus genitalia, seperti inkopetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri, dan kelainan bawaan uterus.