Sabtu, 18 Desember 2010

Akibat KekuranganAA dan DHA

Kekurangan DHA dan AA berkaitan dengan terhambatnya pertumbuhan serabut saraf otak, gangguan pada perilaku dan sikap anak, serta kurang optimalnya perkambangan mata. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi DHA dan AA antara lain

1. Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)
Anak yang hiperaktif, sulit untuk berkonsentrasi, dan senantiasa bergerak.Diantaranya disebabkan oleh ketidakmampuan anak untuk menghasilkan DHA dan AA dalam jumlah yang cukupSuplementasi DHA dan AA terbukti dapat membantu meningkatkan konsentrasi pada anak-anak penderita ADHD

2. Autis
Adalah penyakit yang terjadi karena gangguan pada perkembangan saraf otak ditandai dengan kesulitan untuk berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya, serta cenderung mengulang-ulang suatu tindakan

3. Disleksia
Gangguan pada otak yang menyebabkan anak sulit belajar, menulis, dan berbicara

4. Down Syndrome
Kelainan genetik yang mengakibatkan gangguan pada perkembangan fisik secara umum, termasuk otak.


Selain itu, penelitian pada tikus menunjukan kekurangan asupan AA dan DHA akan menyebabkan pengerutan massa otak dan mengalami gangguan dalam beraktivitas. hal ini tentunya mengindikasikan pentingnya DHa dan AA agar perkembangan otak bayi menjadi optimal.

Cara Untuk mencegah kekurangan DHA dan AA

1. Meningkatkan pemberian ASI ekslusif
2. Menunda pemakaian susu formula sampai berumur 2 tahun
3. Memberikan makanan bayi yang kaya akan DHA dan AA seperti ikan laut, hati, otak
4. Memberikan suplementasi DHA dan AA sedini mungkin



Referensi:

1. Drover J.R, et al, Three randomized controlled trials of early long chain Polynusaturated fatty acid suplemmentation on means-end problem solving 9-months old. Child Development 2009;80(5):137-84
2. Stevens L, et al EFA Supplementation in Children with ADHD. Lipids 2003;38:1007-21
3. Tassoni D, et al The role of eicosanoids in the brain Asia Pac J Clin Nutr 2008;17(SI):220-28
4. Kid P.M, Altern Med Rev 2007;12(3);217-18
5. Ahmad A, et al. Elsevier 2002;26(3);217-18
6. Bashi N.A, Sinclair A. DHA and Brain, Melbourn 2004; 1-32.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar