Sabtu, 31 Juli 2010

Dasar Pemilihan Obat Pada Penderita Penyakit Hati

Prinsip Umum penggunaan obat pada pasien penyakit hati yang berat adalah


  1. Sedapat mungkin dipilih obat yang eliminasinya terutama melalui ekskresi ginjal

  2. Hindarkan pengunaan obat-obat yang mendepresi susunan saraf pusat (terutama morfin), diuretik tiazid dan diuretik kuat, obat-obat yang menyebabkan konstipasi. antikoagulan oral, kontrasepsi oral, dan obat hepatotoksik

  3. Gunakan dosis yang lebih rendah dari normal, terutama obat-obat yang eliminasi utamanya melalui metabolisme hati. tidak ada pedoman umum untuk menghitung berapa besar dosis yang harus diturunkan, maka gunakan educated guess atau bila ada, ikuti petunjuk dari pabrik obat yang bersangkutan. kemudian monitor respons klinik pasien, dan bila perlu monitor kadar obat dalam plasma, serta uji fungsi hati pada pasien dengan fungsi hati yang berfluksuasi


Kapita selekta kedokteran
FK UI
Selengkapnya...

Pemilihan Obat Pada Pasien Penyakit Ginjal

Prinsip umum penggunaan obat pada pasien penyakit ginjal adalah


  1. Sedapat mungkin dipilih obat yang eliminasinya terutama melalui metabolisme hati, untuk obatnya sendiri maupun metabolit aktifnya

  2. Hindarkan penggunaan: golongan tetrasiklin untuk semua derajat gangguan ginjal (kecuali doksiklin dan minosiklin yang dapat diberikan asal fungsi ginjal tetap dimonitor), diuretik merkuri, diuretik hemat kalium, diuretik tiazid, antidiabetik oral, dan aspirin(parasetamol merupakan analgesik yang paling aman untuk penyakit ginjal)

  3. gunakan dosis yang lebih rendah dari normal. terutama obat-obat yang eliminasi utamanya melalui ekskresi ginjal


kapita selekta kedokteran
FK UI
Selengkapnya...

Pemilihan Obat Pada Kondisi Hamil

Hampir semua obat dapat melalui plasenta, maka pertimbangkanlah hal-hal dibawah ini sebelum memberikan obat pada wanita hamil


  1. Tidak ada obat yng 100% aman untuk janin

  2. Obat sebaiknya diresepkan selama kehamilan hanya jika keuntungan pada ibu lebih besar daripada resiko yang diterima oleh janin dan semua obat harus dihindari jika mungkin selama trimester satu kehamilan

  3. Efek obat pada janin bisa tidak sama dengan efek farmakologi pada ibu

  4. Obat-obat tertentu seperti stilboestrol mungkin mempunyai efek belakangan pada janin

  5. metabolisme obat pada kehamilan sangat lebih lambat dibandingkan saat tidak hamil

  6. Obat reratogenik yang tidak diketahui seperti obat sitotoksik sebaiknya diberikan kepada wanita pada masa subur yang menggunakan kontrasepsi yang dapat dipercaya

  7. Efek obat tertentu lebih bertahan lama pada janin daripada ibu seperti kloramfinekol

  8. Pengalaman penggunaan obat selama kehamilan terbatas


Kapita selekta kedokteran FK UI Selengkapnya...

Kamis, 08 Juli 2010

Kontrasepsi Hormonal Suntik

Saat ini terdapat du macam kontrasepsi suntikan, yaitu golongan progrestin seperti Depo Provera. Depo Geston, Depo Progestin, dan golonga progrestin dengan campuran estrogen propionat, seperti Cyclo Provera(Cyclofem).
Suntikan diberikan mulai hari ke-3 sampai ke-5 pascapersalinan, segera setelah kegugura, atau pada interval 5 hari pertama haid. Hormonal disuntikan secara intramuskular dalam di daerah gluterus maksimum atau deltoid. Selanjutnya suntikan Cyclofem diberikan tiap bulan. Noristerat tiap 2 bulan, dan Depo Provera tiap 3 bulan sekali
Selengkapnya...

Kontrasepsi Hormonal Dengan PIl

Ada 3 macam pil kontrasepsi, yaitu minipil, pil kombinasi, dan pil pasca senggama (morning after pill). Yang umum digunakan adalah pil kombinasi antara estrogen dan progresteron. Minipil yang hanya mengandung progresteron dosis rendah biasanya diberikan pada ibu yang menyusui (Hingga kira - kira 9 bulan setelah melahirkan.

Cara menggunakan Pil Kombinasi
Pil yang berjmlah 21-22 diminum mulai hari ke-5 haid tiap hari satu pil terus menerus atau sesuai hari didalam bungkus. Sebaiknya pil diminum dalam waktu yang kurang lebih sama tiap harinya, misalnya malam sebelum tidur. beberapa hari setelah minum pil dihentikan, biasanya terjadi withdrawal bleeding, lalu pil bungkus kedua diminum mulai hari ke-5perdarahan tersebut. Jika tidak terjadi withdrawal bleeding, pil bungkus ke-2 diminum mulai 7 hari setelah pil bungkus pertama habis. Sedangkan pil yang berjumlah 28 diminum terus menerus setiap malam. Tujuh pil terakhirmengandung zat besi atau gula.
Jika akseptor lupa meminum satu pil, pil tersebut hendaknya diminum esok pagi dan pil untuk hari itu diminum seperti biasa. jika 2 pil berturut-turut, dapat diminum 2 pil esok hari dan 2 pil lusanya. Selanjutnya dianjurkan memakai kontrasepsi lain selama sisa hari siklus yang bersangkutan, juga 2 minggu saat akseptor baru mulai menggunakan pil.
Selengkapnya...

Senin, 05 Juli 2010

Kontrasepsi Hormonal

Estrogen sebagai kontrasepsi bekerja dengan jalan menghambat ovulasi melalui fungsi hipotalamus-hipofisis-ovarium, menghambar perjalanan ovum atau implantasi. sedangkan progresteron bekerja dengan cara membuat lendir serviks lebih kental, hingga penetrasi dan transportasi sperma menjadi sulit, dan menghambat ovulasi melalui fungsi hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Yamh termasuk Komtrasepsi hormonal adalah

  • Pil
  • Suntik
  • Susuk

Kontra Indikasi
mutlak: kehamilan. tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen, pernah mengalami kelainan serebrovaskuler, dan diabetes militus.
relatif: depresi, migren. mioma uteri, hipertensi, oligomenore, dan amenore.

Efek samping
Efek samping pemberian kontrasepsi hormonalsesuai dengan kadar hormon yang dikandungnya. kelebihan hormon estrogen dapat menimbulkan nauesa, edema, keputihan,klaosma, disposisi lemak berlebihan, eksotrofia serviks, teleangiektasia, nyeri kepala, hipertensi, superlaktasi, dan buah dada tegang. rendahnya dosis estrogen dapat menyebabkan spotting dan breakhtrough bleeding antara masa haid . Sedangkan kelebihan progresteron dapat menimbulkan perdarahan yang tidak teratur. nafsu makan meningkat, cepat lelah, depresi, libido berkurang, jerawat, alopesia, hipomenore, dan keputihan. Kekurangan hormon progresteron menyebabkan darah haid yang lebih banyak dan lama

Kapita selekta Kedokteran
FK UI
Selengkapnya...

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), Intra Uterine Device (IUD)

Ada berbagai jenis AKDR yang beredar di Indonesia, secara umum. AKDR tersebut terdiri dari 3tipe, yaitu:

  1. Inert, dibuat dari plastik (Lippes Loop) atau baja anti karat (the Chinese Ring)
  2. Mengandung tembaga seperti TCu 380A, TCu 200C. Multiloda (MLCu 250 dan 375) dan Nova T
  3. mengandung hormon steroid, seperti progrsteron dan levonova (Levonorgestrel)
Mekanisme Kerja
Sampai saat ini mekanisme kerja AKDR belum diketahui secara pasti. Pendapat terbanyak mengatakan AKDR menimbulkan reaksi radang endometrium dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. AKDR yang mengandung tembaga (Cu) juga menghambat khasiat anhidrase karbon dan fosfatase alkali. memblok bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopii. dan menginaktifkan sperma. AKDR yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir serviks hingga menghalangi pergerakan sperma

Kontra Indikasi
Mutlak: kehamilan, infeksi aktif traktus genitalia, tumor traktus genitalia, metroragia
Relatif: kelainan uterus (mioma, polip, jaringan parut bekas seksio), insufisiensi serviks uteri, tumor ovarium, gonore, servitis, dismenore, stenosis kanalis servikalis, dan panjang kavum uteri kurang dari 6.5 cm.

Pemasangan AKDR
AKDR sebaiknya dipasang sewaktu haid atau pada hari-hari haid terakhir. pemasangan AKDR dapat juga dilakukan sesudah melahirkan. sesudah abortus, atau setiap waktu selama siklus haid jika dapat dipastikan wanita tersebut tidak hamil.


Kapita Selekta Kedokteran
FK UI
Selengkapnya...

Kontrasepsi Alamiah Pantang Berkala

prinsip sistem ini adalah melakukan senggama pada masa subur. Ovulasi 14+/-2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Ovum mempunyai kemampuan untuk dibuahi dalam 24 jam setelah ovulasi. Yang disebut masa subur atau vase ovulasi terjadi mulai 48 jam sebelum ovulasi hingga 24 jam setelah ovulasi. karena itu, jika konsepsi ingin dicegah, senggama harus dihindarkan sekurang-kurangnya 3 hari (72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam setelah ovulasi terjadi.

Untuk menetapkan ovulasi, metode yang dianjurkan ialah metode lendir serviks, metode suhu tubuh basal, dan palpasi serviks dengan pencatatan yang teratur. metode tradisional dan paling sederhana adalah metode irama yang didasarkan pada perhitungan matematika, dengan cara:

  • Untuk mengidentifikasikan masa subur, akseptor pertama-tama mencatat panjang siklus haid sekurang - kurangnya selama 6 siklus. selama saat ini. akseptor dianjurkan menggunakan kontrasepsi lain
  • dari jumlah hari pada siklus terpanjang, kurangi dengan 11. Ini menunjukan hari subur terakhir dalam siklus haid tersebut
  • dari jumlah hari pada siklus terpendek, kurangi 8. Ini menunjukan hari subur pertama dalam siklus haid tersebut
Kapita Selekta Kedokteran
FK UI
Selengkapnya...

Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, atay dengan operasi. pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan kontrasepsi. yaitu

A. Menunda kehamilan. Pasangan dengan istri berusia dibawah 20 tahun dianjurkan menunda
kehamilannnya

  1. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan a. Reversibilitas yang tinggi karena akseptor belum mempunyai anak
  2. Evektifitas yang relatif tinggi. Penting karena dapat menyebabkan kehamilan resiko tingi
  3. Kontrasepsi yang sesuai : Pil. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) mini. cara sederhana
  4. alasan
    • Usia dibawah 20 tahun adalah usia dimana sebaiknya tidak mempunyai anak dulu
    • Pioritas penggunaan kontrasepsi pil oral karena peserta masih muda
    • Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih sering berhubungan (Frekuensi tinggi) sehingga akan mempunyai angka kegagalan tinggi.
    • Penggunaan AKDR mini bagi yang belum mempunyai anak dapat dianjurkan terutama pada akseptor dengan kontraindikasi terhadap pil oral
B. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat istri berusia 20 - 30 tahun adalah yang paling baik untuk melahirkan 2 anak dengan jarak kehamilan 3 - 4 tahun.
  1. ciri - ciri kontrasepsi yang diperlukan
    • Reversibilitas cukup tinggi
    • Efektivitas cukup tinggi karena akseptor masih mengharapkan mempunyai anak
    • Dapat dipakai 3 -4 tahun
    • Tidak menghambat produksi air susu ibu
  2. Kontrasepsi yang sesuai adalah AKDPR, pil, suntik, cara sedrhana, susuk KB, kontrasepsi mantap(kontap).
  3. Alasan
    • Usia 20 - 30 tahun merupakan usia terbaik untuk mengandung dan melahirkan
    • Segera setelah anak lahir, dianjurkan untuk menggunakan AKDR sebagai pilihan utama
    • kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun tidak/kurang berbahaya karena akseptor berada pada usia yang baik untuk mengandung dan melahirkan
C. Mengakhiri kesuburan(tidak ingin hamil lagi). Saat istri berusia diatas 30 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 anak.
  1. Ciri- ciri kontrasepsi yang diperlukan :
    • Efektifitas sangat tinggi karena kegagalan dapat menyebabkan kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak
    • Reversibilitas rendah
    • Dapat dipakai untuk jangka panjang
    • Tidak menambah kelainan yang sudah ada
  2. Kontrasepsi yang sesuai adalah: kontrasepsi mantap (tubektomi/vasektomi), susuk KB
  3. Alasan
    • Ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan tidak hamil lagi atau tidak punya anak lagi karena alasan medis.
    • Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap
    • pada kondisi daruarat, kontap cocok dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan dengan susuk KB atau AKDR.
    • Pil kuranag dianjurkan karena usia ibu relatif tua dan mempunyai kemungkinan timbulnya efek samping dan komplikasi

Kapita Selekta Kedokteran
FK UI
Selengkapnya...